Detail Penelitian

Kajian Konservasi Air Hujan untuk Penanggulangan Banjir di Kabupaten Blitar
Sosial dan Kependudukan

Rating Penilaian

0
/5

Beri Kami Penilaian

  Administrator

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan

Kajian Konservasi Air Hujan untuk Penanggulangan Banjir di Kabupaten Blitar


Indonesia merupakan negara yang rawan dengan bencana banjir. Dilihat dari letak geologis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Australia, Eurasia, dan Pasifik. Risiko dari pertemuan tiga lempeng ini yang menyebabkan Indonesia rawan terkena bencana erupsi, gunung meletus, dan gempa bumi. Selain itu, letak dua Samudra di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki iklim hujan yang tinggi. Sehingga potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, erosi, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, dan banjir bandang juga menambah tinggi resiko bencana di Indonesia.  

Penyebab banjir yaitu dikarenakan curah hujan yang tinggi, permukaan tanah yang rendah dibanding muka air laut, banyak bangunan di sepanjang bantaran sungai, dan aliran sungai yang tidak lancar akibat terhambat sampah. Kedatangan banjir bisa diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun, jika debit banjir yang datang tinggi kadangkala tanggul tidak dapat berfungsi dengan baik, dan bisa menyebabkan banjir bandang. 

Berdasarkan data informasi bencana Indonesia. Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2021 Jawa Timur menduduki rangking pertama yang sering terkena bencana banjir. Banjir menelan banyak nya korban jiwa dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Salah satu wilayah yang sering terkena banjir yaitu Kabupaten Blitar.  Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang berada di pesisir Samudra Hindia. Dengan luas 1.588.79 km2, Kabupaten Blitar terbagi dalam 22 kecamatan, 28 kelurahan, dan 220 desa, yang terbagi lagi secara alami oleh aliran Brantas menjadi dua bagian Blitar Utara dan Blitar Selatan.  

TKabupaten Blitar memiliki banyak potensi dan kekayaan alam seperti hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan serta berbagai macam industri. Dengan potensi yang besar ini, apabila dikelola dengan baik maka tidak akan berdampak buruk ke lingkungan sekitar yang menyebakan bencana. Salah satu dampak nya yaitu perubahan tata guna lahan, dan distribusi air yang tidak merata, debit yang meningkat saat musim penghujan, dan kekeringan jika masuk ke musim kemarau. 

Dengan adanya permasalahan tersebut, perlu adanya teknik konservasi air hujan. Sumur resapan bisa menjadi salah satu cara alternatif konservasi air, dan meminimalisir aliran permukaan, hal ini juga dikarenakan sumur resapan mudah untuk diaplikasikan di lingkungan perumahan, dan dapat menampung air untuk dijadikan air tanah.  

Tahun Pelaksanaan : 2022
Tindak Lanjut :
  1. Diperlukan penerbitan peraturan daerah tentang sumur resapan sebagai naungan hukum dalam upaya penanggulangan genangan sekaligus konservasi air di Dusun Gambar, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi.
  2. Diperlukan upaya pemeliharaan saluran drainase di Dusun Gambar, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, dikarenakan banyak nya sampah, dan tumpukan sedimen yang membuat air sulit untuk mengalir di saluran.
  3. Diperlukan pembangunan saluran drainase baru pada beberapa ruas jalan mengingat ada beberapa ruas belum memiliki saluran sehingga saluran tidak saling menyambung dengan saluran lainnya. 
  4. Diperlukan upaya penanganan dan konservasi air hujan melalui pembangunan sumur resapan, yang ditempatkan  di lokasi studi dengan kedalaman 15 meter, dengan diameter 0,3 meter.  
Download

Subscribe to Newsletter!

Subscribe untuk mendapatkan update dan informasi terkini dari kami.